Saturday, May 30, 2015

Warung Ngedot Cibubur


Weekend ini kencan saya dan Enzo ke Warung Ngedot. Letaknya nggak jauh dari sekolah Enzo, tinggal menyeberang jalan dan berjalan beberapa meter. Menu andalannya susu segar, tapi ada juga teh dan kopi, lalu ada kue cubit berbagai rasa, berbagai roti seperti roti bakar, roti cane, dan roti gandum juga pisang panggang. Harganya juga murah, sekitar Rp10.000-20.000 saja. Enzo sih suka, enak katanya :)

Tuesday, May 26, 2015

Cek Kejelian Mata

Main-main cek kejelian mata kita yuk!
Caranya, lewat smart phone sentuh satu kotak yang warnanya berbeda.

Ini linknya: http://106.186.25.143/kuku-kube/en-3

Score :
> 40  sniper
31-39 : pilot
21-30 : normal
15-20 : mata rabun
11-15 : semoga Anda senantiasa dalam lindungan Yang Maha Esa

Have fun!

Saturday, May 09, 2015

Lari Pagi Lagi


Rasanya sudah lamaaaa banget gak lari pagi sama Enzo & Dante. Kangen. Kali ini kita lari pagi di Danau Rawa Indah Bukit Permai. Jalur lari yang dulu sering kita lewati. Senang deh, sekarang mereka sudah jauh lebih kuat dibawa lari agak jauh. 


Kalau difoto mereka pasti bergaya, gaya robot katanya. Jadi mukanya serius. Itu Dante celananya robek bagian bawahnya, digunting sama Enzo. *Cubit hidung Enzo*

Wednesday, May 06, 2015

Pasar Malam

 
Malam ini Pop pulang dari kantor dan dengan semangat memberi tahu bahwa di lapangan samping Balai RW ada Dufan; Dunia Fana. Enzo dan Dante diperbolehkan datang ke sana asal tetap memegang tangan Mama. 

"Pokoknya Ma, kalau Enzo Dante berani lepasin tangan Mama, langsung tinggalin aja."

Hahaha... ancamannya lumayan ngefek nih. Sepanjang jalan pergi sampai pulang, mereka pegang tangan saya, takut ditinggal.


Karena baru hari pertama, suasananya ramai sekali. Menurut salah satu pedagang di situ, Pasar Malam ini akan berlangsung selama satu bulan. Jadi, besok-besok masih bisa main-main ke sini.
Saat kami datang, sedang ada shooting sinetron, jadi kurang oke untuk berjalan-jalan, apalagi dengan membawa anak kecil. Banyak kabel dan lampu di sana-sini, dan terlalu banyak orang. Jadi kami hanya melihat-lihat sebentar lalu mengantre membeli permen kapas.


Enzo dan Dante senang sekali dibelikan permen kapas. Kami pulang dengan senang dan sedikit meloncat-loncat sepanjang jalan; tak sabar untuk segera menghabiskannya di rumah. Sampai di rumah, ternyata sensasinya beda ya, rasanya biasa aja dan hanya kami habiskan setengah saja lalu sisanya dibuang, karena Pop memarahi kami.

"Sudah cukup, cukup. Gak makan permen terus ah, gimana sih? Batuk ah, batuk."

Yaudah sih gitu aja. 
Ceritanya akan bersambung kalau besok-besok kita main ke sini lagi.